Jakarta – Dengan inovasi, produk yang sudah “biasa” tetap bisa merebut pasar. Inilah yang diyakini oleh Sonny Arca Adryanto, sosok di balik populernya Martabak Orins. Dengan percaya diri, mantan pegawai negeri sipil (PNS) itu mampu mengelola peluang wirausaha martabak menjadi sesuatu yang “baru” dan mewujudkan mimpi yang dinilai mustahil oleh banyak orang.
Inspirasi membuat martabak manis yang berbeda dituangkan Sonny dengan menggabungkan konsep pizza ke dalam racikan kudapan yang berakar dari kue rembulan khas Bangka Belitung ini. Sonny berinovasi menghadirkan martabak dengan topping di bagian atas, tidak seperti umumnya yang ditempatkan di dalam lipatan adonan. Hal ini menimbulkan sensasi tersendiri saat menyantapnya, apalagi ketika taburan rasa yang dibiarkan terbuka menyentuh lidah.
Memadukan keunikan dan kualitas
Sebelum membesut merek Martabak Orins, Sonny telah lebih dulu bergelut di berbagai usaha dagang, termasuk bisnis jamur pada 2010 silam, yang sempat menghasilkan untung cukup besar. Dia menghentikan bisnis tersebut karena dinilai kurang prospektif. Alhasil, alumnus Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN) tersebut putar otak mencari peluang wirausaha yang bisa tumbuh secara berkesinambungan.
Pilihannya kemudian jatuh pada martabak yang sudah sangat akrab di kehidupan masyarakat Indonesia. Namun, menyadari penjual martabak sudah banyak di mana-mana, Sonny pun kembali memutar otak.
“Saya ingin sesuatu yang stand out, mudah dikenal secara luas oleh konsumen. Core bisnisnya boleh serupa, menjual martabak sebagai camilan bersama, tapi punya keunikan rasa dan tampilan yang membuat konsumen penasaran,” jelas Sonny.
Bersama dengan istrinya, Sonny kemudian berkreasi meracik martabak pizza. Sonny dan sang istri bereksperimen dengan berbagai jenis toppinguntuk menciptakan sensasi rasa dan tekstur martabak yang unik. Tidak hanya itu, usaha yang dimulai sejak pertengahan 2011 tersebut, juga berupaya menghadirkan racikan adonan yang lembut, kaya rasa, dan juga harum, sehingga meningkatkan nilai jualnya.
“Biasanya martabak yang dijual dengan harga lebih tinggi adalah mereka yang telah memiliki nama besar. Namun, saya yakin saja bahwa harga yang saya tawarkan sebanding dengan kualitasnya. Jadi, saya ingin membuat makanan istimewa dengan harga yang masuk akal,” ujar Sonny menjelaskan.
Sedangkan untuk varian martabak gurih, Sonny mengedepankan volume dan cita rasa yang kaya pada isiannya, yang bisa dipilih menggunakan daging sapi atau ayam, semuanya hadir dalam bentuk potongan dadu. “Hasilnya bisa dibuktikan sendiri, konsumen menyukainya,” kata Sonny bangga.